1. a) tanaman c3 merupakan tanaman yang hidup pada lingkungan subtropis dimana intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Pada grafik dapat dilihat semakin tinggi intensitas cahaya maka asimilasi yang dihasilkan dari proses fotosintesis akan menurun. Hal ini dapat disebabkan karena pada tanaman c3 memiliki kompensasi cahaya yang rendah sehingga apabila tanaman c3 mendapatkan intensitas cahaya yang tinggi maka akan mengakibatkan tanaman menjadi stress yang dapat berdampak salah satunya terhadap stomata. Stomata dapat menutup sehingga laju fotoresipirasi akan meningkat. Meningkatnya fotorespirasi akan menyebabkan kompetisi antara co2 dan 02 pada tanaman dalam berikatan dengan enzim rubisco. Kompetisi ini akan mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman c3.
b) pada tanaman c4, merupakan tanamann yang hidup pada lingkunan tropis dimana tanaman c4 tahan terhadap intensitas cahaya tinggi. Pada tabel dapat dilihat bahwa semakin tinggi intensitas cahaya makan laju asimilasi dari proses fotosentesis akan ikut meningkat. Hal ini dikarenakan pada tanaman c4, proses fotosintesisnya terbagi menjadi 2 tempat yaitu sel mesofil (reaksi terang) dan sel seludang pembuluh (reaksi gelap). Co2 sebagai bahan baku fotosintesis di tambat oleh PEP di mesofil yang kemudian ditransfer ke sel seludang pembuluh dimana co2 tadi akan diikat kembali oleh rubisco. Pada sel seludang pembuluh, konsentrasi c02 sangat tinggi sehingga enzim rubisco hanya akan menambat co2 (tidak terjadi kompetisi antara o2 danco2 dalam mengikat rubisco), hal ini mnyebabkan fotorespirasi yang terjadi sangat kecil sekali bahkan tidak terjadi sama sekali. Cahaya pada proses fotosintesis berfungsi dalam mengaktifkan enzim rubisco, yang dalam kasus ini semakin tinggi intensitas cahaya, semakin tinggi enzim rubisco yang dihasilkan, meningkatnya enzim rubisco yang aktif akan meningkatkan jumlah co2 yang ditambat yang berpengaruh pada meningkatnya hasil fotosintesis.
c) pengaruh intensitas cahaya terhadap ketebaan daun adalah daun yang mendapatkan intensitas cahaya yang tinggi akan memiliki ketebalan daun yang lebih tebal dibandingkan dengan daun yang mendapatkan intesitas cahaya yang rendah. Hal ini dpat dikarenakan pada daun yang mendapatkan intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan kapasitas fotosintesis meningkat dan menyebabkan laju asimilasi pada daun ikut meningkat. Selain itu pada daun yang terkena intensitas cahaya yang tinggi akan membentuk lapisan palisade yang lebih panjang/lapisan palisade tambahan yang menybabkan menebalnya ketebalan daun.
d) pengaruh intensitas cahaya pada jumlah klorofil daun......
2. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Q10 (temperature koefesient) merupakan interval peningkatan yang berpengaruh terhadap respirasi. Peningkatan respirasi berbanding lurus dengan peningkatan temperatur. Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q10 respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25°C. Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi Q10 mulai menurun. Penjelasan tentang penurunan Q10 pada suhu yang tinggi ini adalah bahwa laju penetrasi O2 ke dalam sel lewat kutikula atau periderma mulai menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung dengan cepat. Difusi O2 dan CO2 juga dipercepat dengan peningkatan suhu, tapi Q10 untuk proses fisika ini hanya 1,1 ; jadi suhu tidak mempercepat secara nyata difusi larutan lewat air. Peningkatan suhu sampai 40°C atau lebih, laju respirasi malahan menurun, khususnya bila tumbuhan berada pada keadaan ini dalam jangka waktu yang lama. Nampaknya enzim yang diperlukan mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi, mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi. Pada kecambah kacang kapri, peningkatan suhu dari 25 menjadi 45°C mula-mula meningkatkan respirasi dengan cepat, tapi setelah dua jam lajunya mulai berkurang. Kemungkinan penjelasannya ialah jangka waktu dua jam sudah cukup lama untuk merusak sebagian enzim respirasi. (Salisbury & Ross, 1995)
Suhu perpengaruh thdp sistem enzim yang mengkatalisis respirasi. Beberapa golongan tumbuhan menunjukkan respon yang berbeda terhadap perlakuan temperatur dalam jangka waktu pendek.
3. Pada tumbuhan, hasil fotosintesis diakumulasi dalam bentuk sukrosa atau pati sedangkan glukosa dan fruktosa konsentrasinya jauh lebih rendah.
Sukrosa: senyawa penting sebagai sumber energi pada sel fotosintetik dan ditranslokasikan melalui pembuluh floem trtm ke jaringan yang sedang tumbuh.
Sintesa sukrose di sitosol bukan di kloroplas; triose fosfat sebagai prekursor.
Tempat gula dihasilkan disebut sebagai sumber gula (sugar source)
Tempat gula disimpan atau dikonsumsi disebut sebagai sugar sink
Contoh sugar sink: akar,ujung batang, buah yang sedang tumbuh, jaringan cadangan makanan,dll
Gula bergerak dari sugar source ke sugar sink dengan mekanisme aliran massa
Pada bagian sugar source:
Gula diangkut masuk ke tabung floem melalui transport aktif;
Konsentrasi larutan yang tinggi menarik air secara difusi
Pada bagian sugar sink:
Saat gula meninggalkan floem,
Air akan mengikuti keluar melalui osmosis.
Xilem akan mengangkut air kembali dr sugar sink ke sugar source.
Rabu, 02 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar