Sabtu, 11 Juni 2011

fitoremed

Fitoremediasi
Definisi Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang bersifat biologi, yaitu pemanfaatan jasa tumbuhan hijau dan ataupun mikroorganisme yang berasosiasi, untuk mengurangi polutan lingkungan, baik pada air, tanah, maupun udara, baik yang disebabkan oleh polutan metal maupun organik. Fitoremediasi pada
lahan yang terkontaminasi logam berat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu :
1. Fitoekstraksi, yaitu penyerapan polutan logam berat (Ag, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Zn) di dalam tanah oleh akar tumbuhan, dan mengakumulasikan senyawa tersebut ke bagian tumbuhan, seperti akar, batang, atau daun.
2. Rhizofiltrasi, yaitu pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap, mengendapkan, dan mengakumulasi logam (Pb, Cd, Cu, Fe, Ni, Mn, Zn, Cr) dari permukaan atau aliran air yang terkontaminasi Limbah.
3. Fitostabilisasi, yaitu penggunaan jenis tumbuhan tertentu untuk mengimobilisasi polutan di daerah rhizosfer tanah dan permukaan air, melalui absorpsi dan akumulasi oleh akar.

Penyerapan Logam Oleh Tumbuhan
Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dibagi menjadi tiga proses, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian jaringan tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan tersebut.
1. Penyerapan oleh akar
Dalam menyerap logam berat, tumbuhan membentuk suatu enzim reduktase di membran akarnya. Reduktase ini berfungsi mereduksi logam yang selanjutnya diangkut melalui mekanisme khusus di dalam membran akar.
2. Translokasi di dalam tubuh tanaman
Setelah logam masuk ke dalam sel akar, selanjutnya logam diangkut melalui jaringan pengangkut, xylem dan floem ke bagian tumbuhan yang lain. Untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan, logam diikat oleh molekul khelat. Berbagai molekul khelat yang berfungsi mengikat logam dihasilkan oleh tumbuhan, misalnya histidin yang terikat pada Ni dan fitokhelatin-glutation yang terikat pada Cd.
3. Lokalisasi logam pada jaringan.
Untuk mencegah toksisitas logam terhadap sel, tumbuhan mempunyai mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan menimbun logam di dalam organ tertentu seperti akar (untuk Cd pada Silene dioica), trikhoma (untuk Cd), dan lateks (untuk Ni pada Serbetia acuminata).

Peranan Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan teknologi yang relatif baru berkembang dan belum banyak mendapat perhatian di Indonesia (Firdaus, 2000). Mengingat akan kekayaan hayati tumbuhan Indonesia yang besar serta iklim yang tropis, tentunya peranan tumbuhan untuk mengendalikan pencemaran perlu lebih dikaji lebih teliti dan
diterapkan di Indonesia. Fitoremediasi dapat memberikan keuntungan dan juga kerugian. Keuntungan fitoremediasi adalah dapat bekerja pada senyawa organik dan anorganik, prosesnya dapat dilakukan secara insitu dan eksitu, mudah diterapkan dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang ramah lingkungan dan bersifat estetik bagi lingkungan, serta dapat mereduksi kontaminan dalam jumlah yang besar. Sedangkan kerugian fitoremediasi ini adalah prosesnya memerlukan waktu lama, bergantung kepada keadaan iklim, dapat menyebabkan terjadinya akumulasi logam berat pada jaringan dan biomasa tumbuhan, dan dapat mempengaruhi keseimbangan rantai makanan pada ekosistem. Selain itu, fitoremediasi belum bisa diterapkan pada semua lahan yang terkontaminasi, karena proses fitoremediasi tergantung kepada kedalaman dan kemampuan akar dalam menyerap polutan. Oleh karena itu, dengan adanya asosiasi antara tanaman sengon dengan mikoriza diharapkan proses fitoremediasi dapat berjalan lebih optimum dan efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar