TEKNOLOGI REKLAMASI
(PENGENDALIAN DAN PELESTARIAN LAHAN)
Apabila ada lahan yang rusak harus dilihat dan diinfiltalisir keadaan lahan tersebut. Maka teknologi yang harus diterapkan dalam pengendalian dan pelestarian lahan ada 4 prinsip yang perlu diperhatikan, yakni:
1.mempertahankan permukaan tanah/lahan dari gangguan
2.memperbesar resapan (infiltrasi) dari lahan
3.menjaga lajunya aliran permukaan (run-off)
4.menjaga daya resap dari partikel-partikel tanah
Teknologi reklamasi terdiri dari rehabilitasi dan revegetasi. Ada 3 cara dalam teknologi reklamasi, sebagai berikut:
1.vegetatif, cara ini kebanyakan/pada umumnya yang dilakukan adalah revegetasi.
2.mekanik, cara ini kebanyakan/pada umumnya yang dilakukan adalah rehabilitasi.
3.kimiawi, cara ini kebanyakan/pada umumnya yang dilakukan adalah setengah revegetasi dan setengah rehabilitasi.
1.Vegetatif
Dilakukan dengan memanfaatkan vegetasi/tanaman di mana tanaman bersifat mengendalikan dan mengawetkan lahan. Peranan dari tanaman terhadap pengawetan lahan, antara lain:
1)batang, ranting, dan daun menghalangi tumbukan butir hujan.
2)daun-daun penutup dan akar mengurangi kecepatan aliran permukaan.
3)daun serta ranting yang jatuh sebagai mulsa/serasah/humus tanah.
4)akar-akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi.
Cara vegeratif dalam hal pengendalian dan pengawetan ada 5 kegiatan, sebagai berikut:
1)reboisasi dan penghijauan.
2)penanaman cover crop (tanaman penutup seperti rumput-rumput kecil, jenis kacang-kacangan).
3)penanaman dengan tanaman yang sesuai dengan garis kontur (seperti terasering pada daerah lereng).
4)melakukan tanaman secara bergilir, seperti menanam tanaman yang berbeda jenisnya contohnya setelah menanam singkong selanjutnya diganti dengan menanam jagung.
5)pemanfaatan mulsa/serasah.
2.Mekanik
Pada kenyataannya memerlukan biaya yang besar dibanding dengan cara vegetatif, ada beberapa sebab diantaranya:
1)karena adanya pembuatan kanal (sungai kecil) / jalur-jalur.
2)karena adanya pembuatan terasering/sengkedan.
3)karena adanya pembuatan selokan/parit
4)karena melakukan pengolahan tanah turap/siring. Fungsi turap sebagai penyangga sungai agar tidak longsor
Ada 6 macam terasering, antara lain:
1)teras bangku, berbentuk seperti bangku/kursi dengan sudut 900
2)teras bangku lereng, memiliki sudut 1800
3)teras tangga, berbentuk seperti tangga
4)teras irigasi, berbentuk seperti gambar di samping :
5)teras datar, berbentuk mirip dengan teras bangku
6)teras datar lebar, umumnya lebih lebar
3. Kimiawi
Cara kimiawi adalah usaha reklamasi dengan pemanfaatan melalui kondisi lahan yang ada dan bahan-bahan pemantap. Maksud dari kondisi lahan yang ada adalah melihat keadaan dan kenyataan bentukan alam. Sedangkan maksud dari bahan pemantap adalah bahan kimia yang berupa dapat memperbaiki lahan.
Kondisi lahan yang ada, misalnya struktur kurang baik, pori-pori tanah tidak stabil, melihat kondisi alam tersebut maka dilakukan rekayasa seperti pencangkulan lahan.
Penggunaan bahan-bahan pemantap maksudnya adalah dengan menggunakan bahan-bahan kimia, diantaranya sebagai berikut:
1)melakukan pendayaguna tanam dengan memberikan unsur-unsur kepada lahan tersebut untuk membantu pemantapan lahan, bisa juga melakukan cara menanami tanaman yang memberikan unsur hara kepada tanah tersebut seperti crotalaria (kacang-kacangan) yang menghasilkan nitrogen sehingga bersifat legume (polong-polongan/kacang-kacangan), atau dengan menanami dengan jenis legume lainnya.
2)melakukan pencampuran larutan-larutan kimia untuk memantapkan tanah, seperti tanah yang asam diberi kapur yang telah dicampur dengan air, lalu disemprot pada tanah tersebut.
3)dengan cara penyemprotan ke dalam tanah. Biasanya mencapai 25 cm masuk ke dalam tanah.
4)dengan cara membuat lubang-lubang pada tanah kemudian menyiramkan/menyemprotkan bahan kimia ke dalam lubang-lubang tanah tersebut.
Selasa, 14 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar